Penulis: Dwi Arifin (Duta Baca di Dinas Perpustakaan dan Kerasipan Provinsi Jawa Barat Tahun 2017)
Bahasa sunda yang telah lama atau sering dijadikan bahasa sehari-hari bagi masyarakat di wilayah kecamatan Dayeuhluhur, Wanareja, Cimanggu, Majenang, Karangpucung, Cipari dan wilayah sekitarnya yang ada di Kabupaten Cilacap menjadi perhatian khusus oleh pemerintah daerah Kabupaten Cilacap. Selain bahasa Sunda para siswa juga belajar bahasa Ngapak yang menjadi ciri khas sebagian masyarakat Jateng wilayah Selatan.
Melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cilacap, para siswa SD hingga SMP mereka diarahkan untuk belajar muatan lokal bahasa Ngapak dan Sunda. Program pelestarian bahasanya yang akan dimulai pada tahun ajaran baru 2025/2026 mendapat apresiasi dari berbagai tokoh masyarakat setempat hingga dukungan para akademisi dari berbagai perguruan tinggi.
Dengan mempelajari ke dua bahasa tersebut, sebagai upaya membentengi generasi ke depan dari pengaruh negatif globalisasi agar mereka tetap mempertahankan jati dirinya, sikap sopan satun yang menjadi ciri khas warga Indonesia. Serta adat istiadat atau kearifan lokal yang telah dijunjung tinggi sejak pra kemerdekaan.
Selain itu, melalui program yang dijalankan, diharapkan generasi lulusan sekolah yang akan merantau ke wilayah Jawa Barat atau daerah lain yang masyarakatnya menggunakan bahasa Sunda. Para perantau dibekali dengan keterampilan berbahasa daerah yang dituju. Sehingga mereka dengan mudah beradaptasi dengan lingkungan barunya melalui bahasa kesehariannya.
Pentingnya pelestarian atau memiliki kecakapan berbahasa daerah juga menjadi perhatian khusus media massa. Hingga saat ini media cetak berbahasa daerah (Jawa atau Sunda) tetap hadir di tengah masyarakat untuk menjadi tambahan referensi sebagai pelengkap perbendaharaan kosa kata yang akan digunakan oleh masyarakat umum atau dipelajari para pelajar, mahasiswa yang diajarkan oleh guru dan dosennya.