Senin, April 28, 2025
Google search engine
BerandaOpini PublikKesempurnaan Dari Kekayaan Itu Sehat

Kesempurnaan Dari Kekayaan Itu Sehat

Oleh: Asep Tapip Yani

(Dosen Pascasarjana UMIBA Jakarta)

Di dunia yang sibuk mengejar harta, banyak orang lupa: kekayaan bukanlah tujuan akhir. Ia hanyalah kendaraan menuju sesuatu yang lebih hakiki kesehatan. Apa gunanya rumah megah jika jantung tak bisa berdetak tanpa alat? Untuk apa tabungan miliaran jika tubuh tak sanggup menikmati secangkir kopi di pagi hari?

Kekayaan adalah alat, bukan esensi. Dan kesempurnaan dari alat itu hanya benar-benar terasa ketika tubuh sehat, jiwa tenang, dan hidup penuh makna. Orang bisa membeli kasur termahal, tapi bukan tidur nyenyak. Bisa membeli obat termahal, tapi bukan jaminan kesembuhan.

Kaya Tapi Tidak Sehat?

Menurut Harvard School of Public Health, orang dengan kondisi finansial stabil memang cenderung memiliki akses kesehatan yang lebih baik, nutrisi cukup, dan harapan hidup lebih panjang. Namun, WHO mencatat tren mengejutkan: kalangan ekonomi atas justru rentan terserang penyakit gaya hidup, obesitas, hipertensi, diabetes, bahkan gangguan mental.

Ironinya, semakin kaya, kadang semakin lupa menjaga hidup. Dikejar ambisi, dililit stres, lalu tenggelam dalam gaya hidup tak sehat. Sementara itu, di sudut kampung, ada petani renta yang tak pernah masuk rumah sakit, karena hidupnya bersahabat dengan alam bergerak, makan sederhana, tidur cukup, dan bersyukur.

Refleksi Sosial: Kaya Tidak Selalu Bahagia

Kita hidup dalam zaman yang mengaburkan ukuran kebahagiaan. Kekayaan menjadi tolak ukur keberhasilan, bukan kebugaran atau ketenangan batin. Maka lahirlah generasi yang sukses secara materi, tapi gagal mencintai dirinya sendiri. Sibuk memperindah feed media sosial, tapi mengabaikan detak jantung dan kesehatan mentalnya.

Sebaliknya, ada orang-orang sederhana yang hidup dengan penuh syukur, makan tak berlebihan, tertawa lebih banyak, dan tidur tanpa beban. Mereka mungkin tidak punya asuransi premium, tapi punya komunitas hangat dan hati yang ringan.

Tokoh-Tokoh yang Menginspirasi

Banyak tokoh dunia mengajarkan bahwa kesehatan adalah kesempurnaan dari kekayaan:

  • Steve Jobs, sang pendiri Apple, di ujung hidupnya menulis: “Kekayaan tidak bisa membeli kehidupan.” Ia wafat di usia 56 karena kanker pankreas, menyadarkan dunia bahwa hidup sehat lebih bernilai dari kesuksesan industri teknologi terbesar sekalipun.
  • Buya Hamka, ulama dan sastrawan besar Indonesia, hidup sederhana tapi kaya batin. Dalam tahanan, ia menulis tafsir Al-Qur’an. Sehat secara spiritual dan mental, meski tak hidup dalam kemewahan duniawi.
  • Cristiano Ronaldo, atlet multimiliuner, tetap disiplin menjaga kesehatan. Menjauhi alkohol, menjaga pola makan, dan tidur teratur. Baginya, kesehatan adalah investasi utama untuk meraih kejayaan.
  • Rina Gunawan, artis dan pengusaha sukses, wafat mendadak karena komplikasi kesehatan. Kisahnya jadi alarm bahwa kadang kita terlalu sibuk membangun bisnis, hingga lupa membangun daya tahan tubuh.

Menjadi Sehat, Itulah Kekayaan yang Sebenarnya

Sehat adalah kekayaan yang tidak bisa diwariskan, tapi bisa diupayakan. Ia bukan hasil dari saldo tabungan, tapi hasil dari gaya hidup dan pilihan sadar. Makan teratur, olahraga, tidur cukup, dan yang paling penting: hidup dengan hati damai.

Dalam Islam disebutkan, “Nikmat yang sering dilupakan manusia adalah waktu luang dan kesehatan.” (HR. Bukhari). Dua hal ini sering kita anggap sepele, padahal merekalah inti dari kekayaan hidup.

Yuk, Redefinisi “Kaya”

Sekarang saatnya kita redefinisi arti “kaya”. Kaya itu:

  • Kaya waktu untuk istirahat dan tertawa.
  • Kaya relasi yang sehat dan jujur.
  • Kaya energi, karena tubuh terawat.
  • Kaya rasa syukur atas hidup yang sederhana namun berarti.

Karena pada akhirnya, kesempurnaan dari kekayaan itu sehat. Bukan hanya sehat secara fisik, tapi juga sehat secara pikiran, sosial, dan spiritual.

Bekerja keras itu penting, mengejar mimpi itu mulia. Tapi jangan lupa: jangan sampai kita bisa membeli segalanya, tapi kehilangan satu hal paling berharga kesehatan.

Artikulli paraprak
Artikulli tjetër
RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -
Google search engine
Google search engine
Google search engine
Google search engine
Google search engine
Google search engine
Google search engine

Most Popular

Recent Comments