Senin, April 28, 2025
Google search engine
BerandaMimbar Jum'atMemilih Infaq Yang Dicintai

Memilih Infaq Yang Dicintai

Pada qur’an surat Ali ‘Imran ayat 92, dijelaskan:

لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتّٰى تُنْفِقُوْا مِمَّا تُحِبُّوْنَۗ وَمَا تُنْفِقُوْا مِنْ شَيْءٍ فَاِنَّ اللّٰهَ بِهٖ عَلِيْمٌ

”Kamu sekali-kali tidak akan memperoleh kebajikan (yang sempurna) sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai. Apa pun yang kamu infakkan, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui tentangnya”

Pada ayat sebelumnya dijelaskan bahwa orang yang meninggal dalam kekufuran, maka sebesar apa pun harta dan infak yang mereka keluarkan, tidak akan bisa dijadikan tebusan agar mereka bebas dari azab Allah. Sedangkan pada ayat diatas dijelaskan tentang harta dan infak yang bermanfaat hendaknya harta yang dicintai. Karena kamu tidak akan memperoleh kebajikan yang paling utama dan sempurna sebelum kamu menginfakkan, dengan cara yang terbaik dan tujuan yang benar. Sebagian harta yang kamu cintai, yang paling bagus dari apa yang kamu miliki. Dan apa pun yang kamu infakkan, tentang hal itu sungguh, Allah Maha Mengetahui niat dan tujuan kamu berinfak. Apakah karena ingin dipuji atau dilihat orang (riya), ingin dipuji orang yang mendengar (sum’ah), atau semata-mata karena Allah. Jika infak dilaksanakan hanya karena Allah, maka Allah akan membalasnya dengan kebaikan di dunia maupun akhirat.

Berhubungan dengan ayat tersebut. Terdapat satu kisah yang menarik berkaitan reaksi sahabat ketika diturunkan ayat itu. Dalam satu hadist Anas bin Malik R.A, diceritakan bahawa Abu Talhah merupakan seorang sahabat Ansar yang memiliki kebun kurma yang paling banyak di Madinah. Antara kebun kurma yang paling disayanginya adalah yang terletak di Bairuha’.

Apabila Allah SWT mewahyukan ayat tersebut, lantas Abu Talhah terus berkata kepada Rasulullah SAW: “…Sesungguhnya antara harta-harta yang saya paling sayangi adalah kebun Bairuha’; Harta itu saya sedekahkan untuk Allah dan saya mengharap balasan kebaikan dan simpanan (pahala) di sisi Allah. Ya Rasulullah, silakan apa yang akan anda lakukan menurut petunjuk Allah kepadamu (terhadap kebun itu)…”

Lalu Rasulullah SAW bersabda:

بَخٍ، ذَلِكَ مَالٌ رَابِحٌ، ذَلِكَ مَالٌ رَابِحٌ، وَقَدْ سَمِعْتُ مَا قُلْتَ، وَإِنِّي أَرَى أَنْ تَجْعَلَهَا فِي الأَقْرَبِينَ

Maksudnya: “Wah, itu adalah harta yang menguntungkan (mendatangkan pahala untukmu), itu adalah harta yang menguntungkan (mendatangkan pahala untukmu). Aku telah mendengar apa yang engkau katakan tentangnya, dan sesungguhnya aku berpendapat agar engkau menjadikannya (memberikannya) buat kaum kerabatmu.”

Setelah itu, Abu Talhah pun menyedekahkan harta tersebut kepada keluarganya. Kata perawi: “Antara mereka ialah Ubay dan Hassan.”

Setelah proses sedekah itu, lalu di akhiri dengan do’a:

اللَّهُمَّ إِنَّا نسْأَلُكَ الْهُدَى ، وَالتُّقَى ، وَالْعَفَافَ ، وَالْغِنَى

Maksudnya: “Wahai Allah! Sesungguhnya kami memohon kepada-Mu petunjuk, ketakwaan, sifat iffah dan kekayaan.

Kisah itu cenderung sejalan dengan makna QS. Al-Baqarah ayat 215:

يَسْـَٔلُوْنَكَ مَاذَا يُنْفِقُوْنَۗ قُلْ مَآ اَنْفَقْتُمْ مِّنْ خَيْرٍ فَلِلْوَالِدَيْنِ وَالْاَقْرَبِيْنَ وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَابْنِ السَّبِيْلِۗ وَمَا تَفْعَلُوْا مِنْ خَيْرٍ فَاِنَّ اللّٰهَ بِهٖ عَلِيْمٌ

Mereka bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang apa yang harus mereka infakkan. Katakanlah, “Harta apa saja yang kamu infakkan, hendaknya diperuntukkan bagi kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, dan orang yang dalam perjalanan (dan membutuhkan pertolongan).” Kebaikan apa saja yang kamu kerjakan, sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya.

Diriwayatkan bahwa seorang pria lanjut usia dan kaya raya bernama Amr bin al-Jamuh al-Anshari bertanya kepada Rasulullah, “Harta apa yang sebaiknya aku nafkahkan dan kepada siapa aku berikan?” Allah lalu menurunkan ayat ini untuk menjawab pertanyaan tersebut. Mereka bertanya kepadamu, wahai Nabi Muhammad, tentang apa yang harus mereka infakkan. Katakanlah, “Harta apa saja yang kamu infakkan, hendaknya diperuntukkan bagi kedua orang tua, kerabat, seperti saudara kandung, paman, bibi, dan anak-anak mereka, anak yatim, orang miskin, dan orang yang dalam perjalanan.” Mereka hendaknya diprioritaskan untuk menerima infak sebelum orang lain.

Sedangkan pada keterangan lain, Umar bin Khattab RA berkata, “Suatu ketika, Rasulullah SAW menyuruh kami agar berinfak di jalan Allah. Kebetulan ketika itu ada sedikit harta pada saya, maka saya berkata di dalam hati, ‘Saat ini aku memiliki harta. Jika suatu saat aku dapat melebih Abu Bakar, maka inilah saatnya.’ Aku pun pulang ke rumah dengan gembira. Lalu saya membagi dua seluruh harta yang ada di rumah. Setengahnya untuk keluarga dan setengahnya lagi saya serahkan kepada Rasulullah SAW.”

Rasulullah SAW berkata, “Wahai Umar, adakah yang kamu tinggalkan untuk keluargamu?” Saya menjawab, “Ada ya Rasulullah.”

Nabi bertanya lagi, “Apa yang kamu tinggalkan?” Saya menjawab, “Saya tinggalkan utnuk mereka setengah dari harta saya.”

Kemudian, datanglah Abu Bakar RA, dengan membawa seluruh hartanya. Rasulullah SAW bertanya kepadanya, “Wahai Abu Bakar, apa yang kamu tinggalkan untuk keluargamu?”

Abu Bakar menjawab, “Saya tinggalkan untuk mereka Allah dan Rasul-Nya.”

Melihat hal ini, Umar berkata, “Saya tidak akan pernah dapat mengalahkan Abu Bakar.”

Syekh Maulana Muhammad Zakariya Al Khandahlawi, dalam kitabnya yang berjudul Fadhilah Amal menerangkan, saling berlomba dalam amal shaleh dan kebaikan sangat baik dan disukai. Kisah di atas terjadi menjelang perang Tabuk.

Pada saat itu, Nabi memberi anjuran untuk bersedekah secara khusus. Dan, para sahabat dengan kemampuan masing-masing menginfakkan harta mereka fi sabilillah dengan penuh gairah dan semangat atau saling melebihi kemampuan mereka.

Dapat disimpulkan juga, jika kita belum mampu memberikan apa yang dibutuhkan atau diinginkan orang lain seutuhnya, maka berikanlah setengah atau seperempatnya.

(Dirangkum oleh: Dwi Arifin, Duta Baca Jabar. Bersumber dari: https://maktabahalbakri.com/5263-sebab-turunnya-ayat-92-daripada-surah-ali-imran/ , https://republika.co.id/berita/islampedia/kisah/20/02/10/q5fzom430-kisah-perlombaan-sedekah-umar-bin-khattab-dan-abu-bakar & https://quran.nu.or.id/ali-imran/92 )

Artikulli paraprak
Artikulli tjetër
RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -
Google search engine
Google search engine
Google search engine
Google search engine
Google search engine
Google search engine
Google search engine

Most Popular

Recent Comments