Penulis: Dwi Arifin (Duta Baca Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2017)
Menurut pengertian terminologis atau secara istilah, puasa adalah menahan diri dari makan dan minum serta hubungan seksual atau segala yang membatalkannya. Mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari dengan syarat tertentu untuk meningkatkan ketakwaan seorang muslim. Ibadah shiyam atau puasa, selanjutnya dibagi menjadi dua bagian, yaitu (1) puasa lahiriyah dan (2) puasa batiniah.
Kisah Semut yang dipelihara Nabi Sulaiman menjadi teori yang mendukung tentang puasa diprediksi memperpanjang umur.
Awalnya nabi Sulaiman bertanya kepada seekor semut tentang rezeki yang diperolehnya. Semut itu menjawab, “Sebesar biji gandum”. Lalu nabi Sulaiman memelihara semut itu di dalam sebuah botol dengan beberapa butir gandum.
Setelah setahun, nabi Sulaiman kembali membuka botol tersebut dan menemukan bahwa semut itu hanya memakan sebagian biji gandum. Lalu, beliau bertanya, “Hai semut, mengapa engkau hanya memakan sebagian dan tidak menghabiskannya?…”
Lalu, semut berkata, “Dahulu aku di alam bebas mencari rizki secara langsung, serta bertawakal atau pasrah kepada Allah. Dengan bertawakal kepada Allah, aku yakin bahwa Dia tidak akan melupakanku.”
Semut itu pun melanjutkan menjelaskan, “Ketika aku di kurung olehmu dan berpasrah kepadamu (nabi Sulaiman). Aku tidak yakin apakah engkau akan ingat kepadaku pada tahun berikutnya?… Sehingga bisa memperoleh biji-biji gandum lagi atau engkau akan lupa kepadaku. Karena itu aku harus menyisakan sebagian bekal untuk tahun berikutnya.”
Kisah itu diabadikan dalam kitab Qashasul Anbiya’ karya Ibnu Katsir.
Dari kisah itu juga dapat disimpulkan, misalnya jika kita punya jatah makan dari Alloh Subhanahu Wa Ta’ala selama 60 tahun sebanyak 60 Truk besar, tapi dalam 60 Tahun kita hanya memakan 40 Truk besar. Sehingga karena jatah rizkinya masih tersisa, umur kita diperpanjang atau ketika kita yang biasa makan sehari 3 kali, dirubah menjadi 2 kali sehari. Sisa jatah makan 1 kali, jika dikumpulkan dalam setahun ada 365 piring makanan, maka jumlah itu yang akan memperpajang umur.
Dikutip dari ceramah Dr. Syafiq Riza Basalamah M.A, dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللَّهَ وَأَجْمِلُوا فِى الطَّلَبِ فَإِنَّ نَفْسًا لَنْ تَمُوتَ حَتَّى تَسْتَوْفِىَ رِزْقَهَا وَإِنْ أَبْطَأَ عَنْهَا فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَجْمِلُوا فِى الطَّلَبِ خُذُوا مَا حَلَّ وَدَعُوا مَا حَرُمَ
“Wahai umat manusia, bertakwalah engkau kepada Allah, dan tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rezeki, karena sesungguhnya tidaklah seorang hamba akan mati, hingga ia benar-benar telah mengenyam seluruh rezekinya, walaupun terlambat datangnya. Maka bertakwalah kepada Allah, dan tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rezeki. Tempuhlah jalan-jalan mencari rezeki yang halal dan tinggalkan yang haram.” (HR. Ibnu Majah no. 2144, dikatakan sahih oleh Syaikh Al Albani).
Selaian itu, puasa juga secara medis dapat membuat tubuh lebih sehat, karena dapat membantu menurunkan berat badan, mengontrol tekanan darah, dan mengurangi risiko berbagai penyakit. Puasa juga dapat meningkatkan kesehatan mental.
Dari sisi lain. Bisa saja, kerena tubuh mudah terserang penyakit yang bersumber dari pola makan yang tidak sehat. Sehingga memperpendek umur atau kondisi badan melemah, padahal masih usia produktif dan kondisi jiwa merapuh, sebab jasadnya sakit parah.