(Bandung)-, Momen liburan menjadi waktu yang tepat bagi orang tua untuk mendidik anak-anaknya. Dalam waktu yang terbatas dapat menghasilkan banyak manfaat jangka panjang dari liburan untuk menumbuhkan keharmonisan keluarga.
Dr. Ida Rohayani S.Pd, M.Pd, Ketua Umum Perkumpulan Pendidik Pancasila & Civics sebagai dosen di perguruan tinggi di Telkom University menjelaskan mengisi momen liburan dengan sesuatu yang baru dengan target mengedukasi anak-anak sangat penting untuk keharmonisan keluarga.
“Pada momen liburan akhir januari ini, sebagai orang tua berupaya memperkenalkan budaya yang ada di suku Baduy. Temanya “Nyukcruk Galur Karuhun”. Selama perjalanan itu sampailah di perbatasan atau jembatan pemisah antara suku Baduy Luar dengan suku Baduy Dalam. Karena semangat, saya yang biasanya mudah lelah saat berjalan jauh, namun saat itu nafas stabil dan tetap kuat” jelasnya saat mengisi program interaktif “30 Menit Bersama Jurnalis” melalui sambungan telephonenya kepada media cetak dan online Koran SINAR PAGI (29/1/2029)

Dari pengalamannya bertemu lansgung dengan suku Baduy, menurutnya suku Baduy itu tidak banyak bicara, cenderung hanya bicara yang penting-penting. Memiliki kerendahan hati, badannya sehat-sehat, tidak gendut, bersih dan putih. Mereka pandai memanfaatkan dan menjaga alam sekitarnya. Hidup dengan rumah panggung bilik tanpa listrik, tetapi tetap merasakan kenyamanan” ungkapnya Dr. Ida Rohayani S.Pd, M.Pd yang termasuk turunan ke 3 dari kakenya, saat meraskan suasana rumah suku Baduy.
Dr. Ida Rohayani S.Pd, M.Pd membandingkan pengalamannya tentang mengisi liburan selama ini. Kalau yang biasanya liburan ditujukan ke tempat yang cenderung ramai atau ke tempat perbelanjaan. Pada liburan akhir januari ini, kami menyempatkan mengisi liburan ke tempat yang lebih sepi dan penuh makna.
“Kalau liburan ke tempat belanja itu anak-anak cenderung saling banyak-banyak membeli atau mahal-mahalan tentang barangnya. Tetapi saat liburan ke kampung Baduy, mereka saling empati dan peduli saat merasakan kelelahan dalam perjalanannya”ucapnya
Sehingga dari perjalanan liburan tersebut, hasilnya ada keharmonisan tersendiri yang tidak diperoleh pada momen-momen liburan sebelumnya.
“Saya sempat teringat, anak-anak kecil yang dulu saya tuntun untuk berjalan. Ternyata saat ini sudah besar dan akhirnya merekalah yang memegang erat kami untuk menelusuri jalanan yang naik, lincin dan berbatu, serta cenderung berbahaya”ungkapnya