Jumat, Maret 21, 2025
Google search engine
BerandaReligiPrasangka Baik Terhadap Yang Dibenci

Prasangka Baik Terhadap Yang Dibenci

“Kebanyakan orang memutuskan atau memilih sesuatu berdasarkan apa yang cenderung disukainya dan menjauhkan diri dari apa yang dibencinya. Padahal bisa saja, apa yang disukainya sekarang dikemudian hari menjadi musibah atau berujung keburukan. Sedangkan apa yang dibenci saat ini, dikemudian hari mendatangkan lebih banyak kebaikan untuk dirinya”

Tidak ada manusia yang tidak diuji. Allah memberikan hamba-Nya ujian, karena bentuk cintanya terhadap hamba-Nya. Baik untuk memberi pelajaran hidup agar menjadi pribadi yang lebih baik atau menyadarkan diri dari sifat-sifat dalam diri yang kurang baik. Agar lebih banyak bersyukur, bisa saja setelah gagal lalu berhasil atau keinginan tercapai dilain waktu rasa syukurnya menjadi berkali-kali lipat. Atau agar lebih berhati-hati supaya tidak terjerumus terhadap hal-hal yang kurang baik & musibah yang lebih besar.

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui” (QS Al-Baqarah: 216).

Menurut Quraish Shihab, surah al-Baqarah [2] ayat 216 menerangkan bahwa sesuatu yang tidak disukai belum tentu tidak baik, terutama ketetapan Allah. Oleh karenanya, ketika ada perintah atau larangan dari Allah yang terkesan tidak mengenakkan. Manusia harus menanamkan rasa optimisme atau prasangka baik terlebih dahulu di dalam jiwanya atau menyimpulkan bisa jadi di balik ketetapan tersebut ada banyak sesuatu yang baik.

Demikian pula sebaliknya, seseorang yang sedang mendapatkan atau menikmati kebahagiaan hidup di dunia berupa kelimpahan rezeki atau sebagainya. Semestinya tidak berbahagia secara berlebihan hingga lupa diri. Karena bisa jadi di balik kenikmatan hidup yang disukai tersebut. Terdapat mudarat yang tak disangka-sangka atau bisa jadi itu sebenarnya sebuah istidraj yang merupakan jebakan berupa kenikmatan yang diberikan kepada orang yang berbuat maksiat dan jarang beribadah, sehingga semakin terpuruk atau lalai.

Sedangkan Syekh Nawawi al-Bantani menuturkan, surah al-Baqarah [2] ayat 216 bermakna hanya Allah Yang Maha Mengetahui apa yang baik dan apa yang buruk di masa yang akan datang. Sedangkan manusia tidak mengetahuinya secara pasti. Oleh karena itu, tanpa pengetahuan yang pasti seseorang tidak boleh memaksakan pendapat pribadi dalam hal besar atau jangka panjang, terutama berkaitan dengan ketentuan Allah.

Isi nasihat dari ayat quran itu mengingatkan kita agar selalu berprasangka baik kepada Allah SWT, baik diuji dengan kenikmatan maupun dengan keburukan (sesuatu yang tidak disukai). Karena segala ujian maupun musibah yang datang dari Allah pasti ada hikmah di baliknya.

Ayat ini juga mengandung pesan untuk mencintai dan membenci dengan sewajarnya. Kita tidak boleh berlebihan dalam mencintai dan membenci, karena hal tersebut dapat membuat kita semakin sakit hati.

“Sebaik-baiknya seseorang tentu memiliki sisi buruknya, sekecil apapun itu dan seburuk-buruknya seseorang tentu memiliki sisi baiknya sekecil apapun itu. Kita sebagai sesama manusia alangkah lebih baiknya mengingat kebaikan seseorang daripada keburukannya, agar tak mudah membenci seseorang atau tetap menjaga hubungan baik dengannya”

Namun juga tetap lebih berhati-hati lagi setelah mengetahui sifat buruk seseorang supaya lebih selamat, tidak mudah tertipu lagi dengan orang tersebut ataupun dengan orang-orang yang sifatnya demikian.

Sering kali, bila kita mengalami kejadian yang kurang baik atau mengalami musibah yang sulit diterima oleh diri akan membuat trauma. Trauma muncul, karena dua hal yaitu karena kesedihan yang berlarut-larut dan rasa khawatir berlebih akan terulang kembali kejadian tersebut atau memikirkan dampak buruknya, padahal belum tentu akan terjadi seperti itu. Jika seseorang tak bisa mengobati dua faktor tersebut, maka rasa traumanya tak kunjung selesai. Untuk itu, surah Al Baqarah ayat 216 ini mengingatkan agar manusia tetap berprasangka baik, dengan harapan agar dapat mengobati trauma tersebut.

(Dirangkum oleh Brayan & Briliani Da’iyah, dilengkapi dari tafsiralquran.id dan dikembangkan dengan berbagai kisah pribadi)

RELATED ARTICLES

Witir Is The Best

Tuntutan di Akhirat

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -
Google search engine
Google search engine
Google search engine
Google search engine
Google search engine
Google search engine
Google search engine

Most Popular

Recent Comments