Penulis: Dwi Arifin (Duta Perpustakaan Jawa Barat Tahun 2017)
Media cetak bisa diartikan sebagai bahan bacaan, seperti kitab, buku, koran, majalah, tabloid, lembaran buletin dan lembaran kertas yang berisi karya tulis atau jurnalistik. Isinya ilmu pengetahuan yang bersumber dari wahyu atau firman Alloh Subhanahu Wa Ta’ala, sabda nabi, nasihat ulama, kisah, sejarah, pengalaman dan hasil penelitian untuk menjadi referensi solusi. Sehingga bahan bacaan tersebut, sejak dahulu sampai sekarang masih tetap menjadi pilihan kaum intelektual atau cendikia untuk mengisi atau menikmati waktu luangnya.
Bahkan orang tua zaman dulu, secara khusus membacakan bahan bacaan tersebut kepada anak-anak atau cucunya sebelum tidur. Kebiasaan itu menjadi metode pembelajaran yang menyenangkan sampai-sampai dirindukan oleh sang anak setelah mereka dewasa.
Menikmati waktu luang bersama media cetak / bahan bacaan merupakan kegiatan positif yang menambah pengetahuan atau ilmu untuk meningkatkan keahlian sebagai modal pertumbuhan diri ke arah lebih baik. Maka sudah semestinya kebiasan seperti itu harus dirutinkan, misalnya dalam satu hari di waktu subuh atau malam. Selama satu minggu menyempatkan satu hari khsusus untuk bersama media cetak / bahan bacaan.
Pengaruh atau hasilnya, bisa saja nanti kita lebih mudah memahami kata-kata asing yang ada di sekitar kita, karena perbendaharaan kata-kata atau makna yang dimiliki bertambah. Selanjutnya lebih mudah berpikir sistematis atau ilmiah melihat sesuatu yang dihadapi atau bahkan semakin mudah menemukan solusi dari permasalahan yang muncul. Karena memiliki referensi yang banyak tentang berbagai masalah yang dibahas oleh bahan bacaan.
Pepatah menyebutkan buku adalah jendela dunia. Ya, walaupun kita berada dikamar atau halaman rumah. Tapi kita bisa masuk melalui jendela dunia. Sehingga kita tidak merasa terbatasi ruang.
Ya…saya ga suka baca. Maka berlatihlah. Karena semuanya butuh proses, awali dengan membaca apa yang disukai dulu, nanti lanjut apa yang dibutuhkan. Saat kebiasaan dan kebutuhan terhadap membaca buku menyatu. Baru akan terasa nikmatnya membaca. Terus kata banyak orang kalau ingin merasakan nikmatnya membaca bacalah bab atau tema sampai tuntas. Itu merupakan latihan kesabaran untuk memperoleh ilmu yang utuh.
Kalau kita baca buku, maka kita seolah-olah dalam ruangan yang berbeda, baik karena terbawa masa lalu atau karena mendapatkan inspirasi membangun masa depan yang dibahas oleh buku. Tergantung dari buku yang dibacanya. Kalau kita misalnya menelusuri orang hebat yang tercatat dalam buku. Maka kita akan termotivasi lebih hebat darinya di masa depan. Atau saat membaca sejarah, maka kita seolah mampu memutar waktu. Jadi manusia dan buku jika bersatu, ibarat memperjalankan akal, ruh dengan peta / buku.
Kebutuhan manusia untuk berlibur atau bewisata sering disalurkan pada saat libur weekend, hari besar nasional dan libur tahunan. Sebagian kaum akademisi lebih memilih liburan yang sifatnya fokus menyegarkan pikirannya saja.
Wisata imajinasi merupakan liburan yang tak dibatasi waktu dan tempat. Wisata imajinasi yang sangat bergantung kepada kekuatan otak akan terasa manfaatnya jika tersalurkan dengan baik. Mereka yang terbiasa menikmati wisata imajinasi sebagian memilih media bahan bacaan (kitab, buku, koran) sebagai awal memasukinya.
Bayangkan saja dengan wisata imajinasi kita dapat bertemu secara tidak langsung di alam pikiran dengan orang-orang yang kita kagumi. Mereka hadir dalam pikiran melalui apa yang kita baca. Selain itu kita bisa memilih melihat sejarah dan pembangunan di wilayah lain yang ingin kita tuju. Dan khusus bagi kaum wanita bisa memilih melihat-lihat kuliner terbaru atau terpopuler, lalu mencoba membuatnya. Karena saat kita berwisata tidak terlepas dari menikmati kuliner. Semua proses wisata imajinasi akan membuat terasa seolah-olah kita benar-benar berwisata dan itu bisa saja lebih membekas dalam pikiran dan menguatkan ketajaman ingatan.
Wisata imajinasi membawa mereka tetap dapat merasakan sensai hiburan untuk dirinya. Mulai dari mengenal sejarah peradaban manusia, tokoh dunia, tempat terindah di daerah dan negara lain. Semuanya dapat dijadikan tujuan dengan modal biaya yang lebih hemat.
Wisata imajinasi kalau dibandingkan dengan wisata lain, cenderung lebih banyak keunggulannya. Karena minimnya resiko, hemat biaya dan kefokusan menyegarkan akal. Wisata langsung biasanya hanya fokus menyegerkan mata, tapi wisata imajinasi fokus menyegarkan bahkan mempertajam pikiran.