Rabu, Maret 19, 2025
Google search engine
BerandaMimbar Jum'atDrs. H. Sukadi, M.I.L Bahas Pengamalan Do’a "Allahumma Bariklana Fi Rajaba Wa Sya'bana...

Drs. H. Sukadi, M.I.L Bahas Pengamalan Do’a “Allahumma Bariklana Fi Rajaba Wa Sya’bana Wa Balighna Ramadhan”

Reporter: Dwi Arifin

(Kota Bandung)-, Bulan Ramadhan 2025 diprediksi akan dimulai pada tanggal 1 Maret 2025, berdasarkan Kalender Hijriyah Global. Hasil hitungan itu berarti menjadwalkan puasa Ramadhan akan berlangsung di 1 Maret 2025 dan berakhir pada tanggal 31 Maret 2025. Setelah itu akan memasuki bulan Syawal untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijirah.

Hubungan antara bulan Rajab, Sya’ban, dan Ramadhan dapat diibaratkan sebagai bulan menanam, menyirami tanaman, dan memanen. Dalam perumpamaan ini, bulan Rajab adalah saat yang tepat untuk menanam kebaikan, bulan Sya’ban merupakan saat untuk merawatnya, dan bulan Ramadhan menjadi momen saat untuk memanen pahala.

Bulan Rajab dan Sya’ban juga menjadi waktu yang tepat untuk membaca do’a khusus yang diriwayatkan dalam kitab Musnad Ahmad bin Hambal, yaitu “Allahumma bariklana fi rajaba wa syabana wa balighna ramadhan” (Ya Allah Berkahi kami di bulan Rajab dan Sya’ban, sampaikan usia kami di bulan Ramadhan).

Drs. H. Sukadi, M.I.L, khotib jum’at di berbagai masjid wilayah Kota Bandung menyampaikan berdasarkan isi do’a “Allahumma bariklana fi rajaba wa sya’bana wa balighna ramadhan” (Ya Allah Berkahi kami di bulan Rajab dan Sya’ban, sampaikan usia kami di bulan Ramadhan).

“Maka hal-hal yang sebaiknya diprogramkan ialah menyiapkan diri untuk melakukan amal-amal shalih dengan lebih intens dan khusyuk mulai bulan Rajab hingga Sya’ban. Sehingga pada bulan Ramadhan kita sudah siap menjalankan ibadah shaum  dengan segala ibadah lain yang menyertainya” jelasnya saat interaktif bersama Jurnalisindependenbersatu.com (1/1/2025)

Selanjutnya memfokuskan diri untuk bermuhasabah dan selalu meningkatkan kualitas ibadah sebagai persiapan untuk menghadapi bulan suci Ramadhan. Baik shalat sunah malam, baca Quran, sedekah, shaum, dan sebagainya. Selalu menjaga kesehatan dan selalu berharap agar dapat menapaki bulan suci Ramadhan yang penuh dengan keberkahan dan kehebatan. Serta melatih diri untuk mengamalkan beberapa amalan yang biasa dilaksanakan di bulan Ramadhan sejak bulan Rajab dan Sya’ban.

Menurutnya bulan Ramadhan merupakan bulan yang sangan Istimewa. Banyak momen penting di dalamnya. Bulan Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al Quran, bulan dilipat ganadakannya pahala amalan. Bulan diturunkannya Lailatul Qadar (malam yang lebih baik dari 1000 bulan), bulan pengampunan. Bulan yang secara khusus untuk menjalankan ibadah shaum yang dinilai langsung oleh Allah SWT.

Sudah semesetinya momen-momen itu hendaknya disambut dengan terbaik dengan amalan-amalan sesuai petunjuk Nabi Muhammad SAW. Maka perlu dipersiapkan agar kita lebih siap untuk memperbanyak membaca Al Quran di bulan suci Ramadhan, pada malam lailatul qadar, beriti’kaf di dalam masjid. Memperbanyak sedekah, meningkatkan keikhlasan dalam menjalankan ibadah shaum, memperbanyak shalat malam, memperbaiki amalan-amalan dengan meingkatkan kualitas dan kuantitas peribadahan kita.

“Jangan jadikan momen Ramadhan sebagai momen bermalas-masalan. Ramadhan hendaknya dijadikan sebagai momen untuk meningkatkan semangat hidup untuk menggapai keridhoan Allah SWT. Jadikan Ramadhan sebagai bulan pembangkit semangat dalam kehidupan, semangat untuk menggapai kebaikan dunia dan Akhirat. Jadikan juga Ramadhan sebagai momen untuk memperbaiki hubungan silaturahmi dengan sesama umat manusia, utamanya dengan orang-orang beriman”ungkapnya

Selain itu harus ada target saat puncak Ramadhan, setiap muslim hendaknya mencapai target menjadi orang  muttaqin, yaitu orang yang dapat meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT dalam segenap aspek kehidupannya. Baik hablum minallaah maupun hablum minannaas (hubungannya dengan manusia dan alam sekitar).  Adapun intisari atau pokok pikiran dari ketaatan yang hendaknya dijalankan di puncak bulan suci Ramadhan adalah kemampuan mengendalikan diri dari berbagai perbuatan buruk dan semangat dalam melakukan perbuatan baik.

Selanjutnya agar capain di Ramadhan dapat berlanjut di bulan syawal atau hasil ibadah Ramadhan membekas di bulan Syawal dan bulan-bulan berikutnya. Setiap muslim hendaknya senantiasa ingat akan perjuangan Ramadhan yang begitu hebat.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah melatih shaum selama satu bulan. Ini adalah capaian tertinggi shaum, maka di bulan-bulan-bulan lainnya minimal bisa melakukan 4 hari dalam sebulan atau idealnya 11 hari (Senin-Kamis dan shaum tengah bulan). Di bulan Ramadhan kita dilatih membaca Quran sampai beberapa kali khatam, maka di bulan lainnya minimal 1 juz dalam sebulan khatam. Di bulan Ramadhan kita biasa bersedekah, maka di bulan lainnya hendaknya mampu mempertahankan kebiasaan itu dan sebagainya. Ramadhan adalah ukuran tertinggi. Jika di bulan Ramadhan kita mampu melakukan secara maksimal, mengapa di bulan lainnya tidak bisa mempertahankannya?… Wallaahu a’lam bish shawab …

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -
Google search engine
Google search engine
Google search engine
Google search engine
Google search engine
Google search engine

Most Popular

Recent Comments