(Kabupaten Bandung)-, MT. Syubbaanul ‘Uluum menyelenggarakan kegiatan Kajian Ilmiah dan Camp Ceria, bertema “Meningkatkan Kembali Ukhuwah Islamiah Dalam Bingkai Keimanan”. Acara berlangsung di Kawah Wayang, Desa Sukamanah, Pangalengan pada 27-28 Jumadil Akhir 1446 H / 28-29 Desember 2024.
Hadir sebagai narasumber Kang Riyan Aryansyah bersama Kang Randi Falaq menjelaskan tentang kedudukan & pentingnya ukhuwah islamiyah, serta tiga hal yang cenderung akan merusak Ukhuwah Islamiah.
Mengapa ukhuwah islamiyah ini penting?… Karena Ukhuwah Islamiyyah ini merupakan kenikmatan besar yang Allah berikan kepada hamba-Nya.
Allah berfirman;
وَٱذْكُرُوا۟ نِعْمَتَ ٱللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَآءًۭ فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِۦٓ إِخْوَٰنًۭا
dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara
(QS. Ali Imron 103)
Umar bin Khattab berkata,
ما أعطي العبد بعد الإسلام نعمة خيراً من أخ صالح فإذا وجد أحدكم وداً من أخيه فليتمسك به
“Tidaklah seseorang diberikan kenikmatan setelah Islam, yang lebih baik daripada kenikmatan memiliki saudara (semuslim) yang saleh. Apabila engkau dapati salah seorang sahabat yang saleh, maka peganglah erat-erat.”
[Quutul Qulub 2/17]
Adapun hal-hal yang bisa merusak ukhuwah islamiyah;
“Pertama hilangnya ketaatan dalam diri yang membuat menjauhkan kita dari orang-orang yang beriman dan beramal sholeh.
Sebagaimana Firman Alloh Ta’ala :
فَلَمَّا زَاغُوٓا۟ أَزَاغَ ٱللَّهُ قُلُوبَهُمْ ۚ وَٱللَّهُ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلْفَـٰسِقِينَ
Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan hati mereka; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik.
(QS. As Shaff : 5)
فَلَمَّا زاغُوا عَنِ الطَّاعَةِ أَزاغَ اللَّهُ قُلُوبَهُمْ عن الهداية
Ketika mereka berpaling dari ketaaatan kepada Allah, maka Allah palingkan hati mereka dari hidayah
(Tafsir Al Qurtubi)
Kedua fokus melihat dan memperhatikan kekurangan mereka yang ada di sekitar kita.
Dan ketiga hilangnya kebiasaan saling menasihati atau mengajak kepada ketaatan, serta tidak mengutamakan kesabaran dalam menjalin Ukhwah Islamiah.
Sebagaimana Firman Alloh Ta’ala (QS. Al Furqon ayat 20) ;
ۗ وَجَعَلْنَا بَعْضَكُمْ لِبَعْضٍۢ فِتْنَةً أَتَصْبِرُونَ ۗ وَكَانَ رَبُّكَ بَصِيرًۭا
“Dan kami jadikan sebahagian kamu cobaan bagi sebahagian yang lain. Maukah kamu bersabar?; dan adalah Tuhanmu maha Melihat,” jelasnya Kang Riyan Aryansyah kepada para peserta yang hadir pada kajian ilmiah dan dialog di malam harinya.
Narasumber yang lainnya, yaitu Kang Sopyan As syujaa’i, Kang Toni dan Kang Ahmad pada saat acara menjemput fajar sempat membahas secara khusus praktek untuk meningkatkan Ukhuwah Islamiah. Perihal hak kewajiban seorang muslim atas muslim lainnya, tentang pentingnya mendo’akan hingga menjenguk orang yang sedang sakit. Serta pentingnya istiqomah di majelis dan saling memperhatikan hingga mencari solusi bagi teman yang sedang futur.
Selanjutnya di akhir berbagai kegiatan itu, Ustadz Ruslan Gunawan Hafidzahullah pembina Majelis Taklim Syubbaanul ‘Uluum saat mengevaluasi kegiatan tersebut, menyimpulkan bahwa Ukhuwah Islamiah terbentuk diawali dengan saling mengenal sesuai perintah dalam firman Alloh di Al Qur’an surat Al-Hujurat ayat 13.
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْاۚ..
Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal.
Menurutnya proses Litaa’arofuu (saling mengenal) bisa dimulai dari mengenal nama sampai mengenal profesi atau kegiatan kesehariannya sesama orang beriman. Setelah saling mengenal secara mendalam, maka otomatis akan mudah dalam memperhatikan, lalu memunculkan saling menolong, menanggung, serta mencintai karena Alloh hingga terciptalah ukuwah islam yang kuat.
Seperti yang terdapat dalam sejarah islam, dicontohkan oleh kaum Muhajirin dan Anshar, dua kelompok dalam peristiwa hijrah Nabi Muhammad dari Mekkah ke Madinah merupakan bukti nyata keteladanan Ukhuwah Islamiah yang sebenarnya yang mesti kita teladani.h.