Penulis: Drs. H. Sukadi, M.I.L.
(Guru SMAN 1 Bandung, Jawa Barat)
Pengantar
Dalam dunia pendidikan yang terus berkembang, istilah “deep learning” sering kali muncul sebagai salah satu pendekatan pembelajaran yang dianggap relevan untuk mempersiapkan generasi masa depan, terutama untuk menghadapi Indonesia Emas 2045. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah baru-baru ini menekankan pentingnya penerapan deep learning di sekolah.
Bahkan, deep learning diharapkan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah untuk segera direalisasikan di kelas belajar mulai tahun 2025 atau Tahun Pelajaran 2025/2026. Namun, apa sebenarnya deep learning dalam konteks pendidikan? Bagaimana guru dan siswa dapat memahami dan mengimplementasikannya dalam pembelajaran sehari-hari?
Untuk lebih memahami apa itu deep learning, bagaimana peran guru dalam pelaksanaan deep learning, apa manfaat deep learning bagi siswa, dan tantangan pelaksanaan deep learning di sekolah, simak uraian berikut ini.
Apa Deep Learning dalam Pendidikan?
Deep learning dalam konteks pendidikan merujuk pada pembelajaran yang mendalam dan bermakna. Berbeda dengan pembelajaran yang hanya berfokus pada hafalan atau penguasaan materi secara permukaan, deep learning bertujuan untuk menggali pemahaman yang lebih dalam, mengaitkan pengetahuan dengan konteks nyata, dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis, analitis, serta kreatif. Hal ini dimaksudkan untuk mengembangkan 4 kompetensi abad ke-21. Pendekatan deep learning ini menekankan pada beberapa hal berikut ini.
- Pemahaman Konsep yang Mendalam
Dalam pembelajaran deep learning siswa diajak untuk memahami “mengapa” dan “bagaimana” suatu konsep bekerja, bukan sekadar “apa.” Misalnya, dalam pelajaran matematika, siswa tidak hanya mempelajari rumus, tetapi juga memahami bagaimana rumus tersebut diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
- Kontekstualisasi Pengetahuan
Dalam deep learning materi pembelajaran dihubungkan dengan masalah atau situasi nyata sehingga siswa dapat melihat relevansi antara apa yang mereka pelajari dengan dunia di sekitar mereka. Artinya, pembelajaran lebih menekankan pada konteks atau hal-hal yang terjadi di sekitar kehidupan siswa. Dulu, hal ini dinamakan “contextual learning”.
- Kolaborasi dan Pemecahan Masalah
Siswa diajak untuk bekerja sama dalam kelompok, mendiskusikan ide, dan mencari solusi atas masalah yang kompleks, mengembangkan kemampuan komunikasi dan kerja tim. Dalam deep learning, siswa diarahkan agar bersikap kritis, inovatif, dan kolaboratif, serta mampu memecahkan masalah.
- Pengembangan Keterampilan Abad ke-21
Deep learning mendorong penguasaan keterampilan seperti berpikir kritis, kreativitas, komunikasi, dan kolaborasi, yang esensial dalam era digital dan globalisasi. Artinya, deep learning mengajarkan keterampilan yang dibutuhkan dalam kehidupan siswa di abad ke-21.
Peran Guru dalam Deep Learning
Guru memainkan peran kunci dalam menerapkan deep learning di kelas. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan guru dalam mewujudkan deep learning”.
- Merancang Pembelajaran yang Berpusat pada Siswa
Guru perlu menciptakan lingkungan belajar yang mendukung eksplorasi dan diskusi. Pembelajaran berbasis proyek (Project-Based Learning) atau pembelajaran berbasis masalah (Problem-Based Learning) adalah metode yang efektif untuk mendukung deep learning.
- Memanfaatkan Teknologi
Teknologi seperti simulasi, video interaktif, dan aplikasi pembelajaran dapat digunakan untuk membantu siswa memahami konsep yang kompleks dengan cara yang menarik dan interaktif.
- Memberikan Umpan Balik yang Konstruktif
Guru harus memberikan umpan balik yang mendukung refleksi siswa terhadap proses belajar mereka, membantu mereka mengidentifikasi kekuatan dan area yang perlu ditingkatkan.
- Melatih Keterampilan Metakognisi
Guru dapat mengajarkan siswa untuk berpikir tentang cara mereka belajar, membantu mereka menjadi pembelajar mandiri yang lebih efektif.
Manfaat Deep Learning bagi Siswa
Penerapan deep learning membawa sejumlah manfaat, antara lain seperti berikut ini.
- Peningkatan Pemahaman dan Retensi
Siswa yang memahami konsep secara mendalam cenderung lebih mudah mengingat dan menerapkan pengetahuan tersebut.
- Pengembangan Kemandirian Belajar
Dengan deep learning, siswa belajar untuk menjadi lebih mandiri dan bertanggung jawab atas proses belajar mereka.
- Persiapan untuk Dunia Nyata
Keterampilan yang diperoleh melalui deep learning, seperti pemecahan masalah dan kerja sama tim, sangat relevan dengan kebutuhan dunia kerja dan masyarakat.
- Motivasi Belajar yang Lebih Tinggi
Ketika siswa melihat relevansi pembelajaran dengan kehidupan mereka, mereka menjadi lebih termotivasi untuk belajar. Hal ini karena siswa merasakan manfaat yang dapat dipetik dari hasil belajarnya.
Tantangan dalam Implementasi Deep Learning
Meskipun deep learning memiliki banyak manfaat, terdapat beberapa tantangan dalam penerapan deep learning, seperti:
- Keterbatasan Sumber Daya
Tidak semua sekolah memiliki akses ke teknologi atau sumber daya yang memadai untuk mendukung pembelajaran berbasis deep learning. Untuk memenuhi hal ini, pemerintah wajib hadir menyiapkan infrastruktur dan teknologi pendukung. Demikian juga dengan komite sekolah. Deep learning akan terlaksana dengan baik jika ada dukungan sumber daya.
- Perubahan Paradigma Guru
Guru mungkin memerlukan pelatihan tambahan untuk mengubah metode pengajaran tradisional menjadi pendekatan deep learning. Jika mindset guru masih belum berubah dan tetap mempertahankan pendekatan pembelajaran konvensional, maka deep learning sulit diwujudkan di sekolah.
- Beragamnya Tingkat Kemampuan Siswa
Guru harus mampu menyesuaikan metode deep learning dengan kebutuhan individu siswa, yang membutuhkan waktu dan usaha ekstra. Dalam deep learning dibutuhkan analisis terhadap tingkat kemampuan siswa. Guru wajib memetakan kemampuan dan kondisi siswa sesuai dengan model dan tipe belajarnya.
Apakah Deep Learning Konsep Baru dalam Pendidikan?
Sebetulnya, konsep deep learning dalam pembelajaran di sekolah sudah diterapkan sejak perubahan kurikulum tahun 2004. Saat itu, kurikulum berbasis pada kompetensi siswa. Jika yang menjadi stressing pembelajaran adalah kompetensi siswa, maka secara otomatis guru wajib menerapkan deep learning. Jika tidak, maka pembelajaran tidak bisa mencapi kompetensi yang diharapkan. Ini berarti, bahwa sejak 2004, konsep deep learning sudah mulai diterapkan dalam dunia pendidikan. Sehingga, sebagai guru kita tidak usah lagi bingung dengan konsep ini. Tinggal melanjutkan apa yang sudah kita terapkan dan memperbaiki yang belum optimal.
Namun, arahan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah mengenai deep learning ini merupakan cara berpikir yang bagus dan patut kita apresiasi. Ini merupakan arahan untuk mengingatkan guru akan pelayanan pendidikan yang lebih berkualitas. Dengan menegaskan kembali konsep deep learning ini, sebagai guru kita diingatkan kembali pada proses pembelajaran yang berbasis pada kompetensi siswa, kontekstual, kreatif, aktif, kolaboratif, komunikatif, serta pembelajaran yang bermakna.
Kesimpulan
Arahan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah untuk menerapkan deep learning dalam pendidikan merupakan langkah maju yang penting dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di Indonesia. Dengan pendekatan ini, siswa tidak hanya belajar untuk lulus ujian, tetapi juga untuk memahami, menghubungkan, dan menerapkan pengetahuan dalam kehidupan mereka. Guru dan siswa perlu bekerja sama untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung pembelajaran mendalam ini. Dengan demikian, pendidikan di Indonesia dapat menghasilkan generasi yang siap menghadapi tantangan dan peluang di masa depan.
Semoga dengan konsep ini, kita melakukan gerak cepat (gerecep) dalam mewujudkan kebijakan dan arahan Pak Menteri dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas belajar kita.
(Tulisan ini diadaptasi dan dikembangkan oleh penulis dari Chat Gpt)