Jumat, Maret 21, 2025
Google search engine
BerandaReligiGuyon Syar'i

Guyon Syar’i

Abu Hurairah R.A. menceritakan, suatu saat para sahabat bertanya:
يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّكَ تُدَاعِبُنَا قَالَ إِنِّي لَا أَقُولُ إِلَّا حَقًّا
“Wahai Rasulullah, apakah engkau juga bersenda gurau bersama kami?” Rasulullah SAW menjawab: “Sesungguhnya aku selalu berkata benar.” (walaupun bercanda). [HR Tirmidzi]

Rutinitas dapat menyita sebagian besar waktu seseorang dan tuntutan pekerjaan tak jarang membuatnya bosan, pusing bahkan boleh jadi berujung pada tingkatan stress. Kadar stres ringan jika terjadi setiap hari maka berakumulasi dan pada akhirnya akan menjadi berat. Gejala stress terlihat dari sikap mudah emosi, kepala pusing, jantung berdebar, susah tidur & gelisah. Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi gejala stress tersebut diantaranya adalah dengan bercanda, baik dengan rekan kerja, istri, anak atau orang lain.

Namun demikian, canda tanpa aturan justru berujung masalah besar seperti yang menimpa Bintang Bollywood, Veena Malik yang dijatuhi hukuman penjara 26 tahun oleh Pengadilan Anti-Terorisme Pakistan karena bercanda dengan menghina Nabi dalam sebuah program televisi tentang pernikahan Fathimah Az-Zahra. Begitu pula seorang penceramah kondang dibully netizen karena candaannya dinilai merendahkan seorang penjual es teh.

Maka dari itu, bercanda itu tidak semuanya positif. Bercanda dengan tetap memperhatikan etika, itulah canda yang syar’i. Dalam Ittihaf, Syarah Ihya’ Ulumuddin, Sayyid Muhammad Al-Murtadlo mengatakan :
اعلم أن المزاح اذا كان على الاقتصاد محمود
Ketahuilah bahwa bercanda adalah baik dan terpuji jika dilakukan secara proporsioal.

Selanjutnya beliau menukil perkataan Sa’id ibnul ‘Ash ketika menasehati anaknya :
اقتصد فى مزاحك فالافراط فيه يذهب بالبهاء ويجرئ عليك السفهاء وتركه يقبض المؤانسين ويوحش المخاطبين
Bercandalah secara proporsional, karena bercanda yang berlebihan akan menghilangkan kemuliaan seseorang dan orang bodoh menjadi berani (tidak sopan) kepadamu. Adapun Meninggalkan bercanda akan menyebabkan cemberutnya orang-orang yang ramah dan menjadikan para audien resah dan gelisah. [Ittihafu Sadatil Muttaqin]

Jauhilah bercanda dengan cara mengolok-olok orang miskin; menghina yang bodoh dan mengejek orang yang buruk rupa, mengumpat dan berkata-kata kotor. Tirulah Rasul Shalallahu ‘Alayhi Wasallam dalam semua hal termasuk dalam bercanda karena Beliau-pun bercanda seperti layaknya orang kebanyakan namun beliau tidak pernah berbohong ataupun mengada-ada seperti keterangan hadits di atas.

Anas Radhiyallahu Anhu menceritakan salah satu bentuk canda Rasulullah Shalallahu ‘Alayhi Wasallam, ia berkata: “Rasulullah pernah memanggilnya dengan sebutan:
يا ذا الأذنين
“Wahai pemilik dua telinga!” (maksud nya bergurau dengannya) [HR. Abu Dawud].
Hal yang lain adalah ketika seseorang datang kepada beliau lalu berkata, “Ya Rasulullah! Naikkan saya ke atas unta”, pintanya itu. Rasul menjawab :
إنا حاملوك على ولد ناقة
“Aku akan naikkan engkau ke atas anak unta”. Orang tadi berkata :“Ia tidak mampu”. “Tidak, aku akan naikkan engkau ke atas anak unta”. “Ia tidak mampu”. Rasul SAW berkata: “bukankah unta ini adalah anaknya unta?” [HR Ahmad]

Rasulullah bahkan pernah berlomba lari dengan Aisyah. “Rasul berlomba denganku hingga aku menang, dan suatu ketika aku menjadi gemuk beliau berlomba dengan aku dan kali ini beliau yang menang. Lalu beliau tertawa dan berkata,
هذه بتلك السبقة
“Score satu sama” [HR. Ahmad]

Subhanallah, betapa indah hidup berdampingan bersama manusia terbaik dengan akhlak yang mulia. Ramah dan menyenangkan serta tetap jujur dalam semua keadaan. Nabi SAW bersabda:
أَنَا زَعِيْمٌ بِبَيْتٍ فِيْ ربض الْجَنّةَ لمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًا وَبِبَيْتٍ فِيْ وَسَطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحًا وَبِبَيْتٍ فِيْ أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسُنَ خُلُقُهُ
“Aku akan memberikan jaminan sebuah Villa (rumah di pinggir Surga) bagi orang yang meninggalkan perdebatan sekali-pun ia benar, dan rumah di tengah (metropolitan) Surga bagi orang yang meninggalkan dusta, sekalipun dia bercanda, serta rumah di bagian atas surga bagi orang yang akhlaknya bagus”.[HR Abu dawud] ] Wallahu A’lam

Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk bisa membahagiakan orang lain dengan cara yang diridloi-Nya.

Penulis: Dr.H.Fathul Bari.,S.S.,M.Ag

Pondok Pesantren Wisata
AN-NUR 2 Malang Jatim
Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

RELATED ARTICLES

Witir Is The Best

Tuntutan di Akhirat

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -
Google search engine
Google search engine
Google search engine
Google search engine
Google search engine
Google search engine
Google search engine

Most Popular

Recent Comments