(Bandung)-, Gerakan Mengajar Desa (GMD) adalah komunitas yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat di bidang pendidikan, khususnya di pedesaan.
Relawan Gerakan Mengajar Desa, Karina Diah Rahmawati S.S menjelaskan awalnya mengetahui GMD dari rekan kuliah dan media Instagram yang saya kenal yaitu Gardian Muhammad sebagai pendiri Gerakan Mengajar Desa, dan beliau merupakan ajudan milenial gubernur saat itu. Gardian ditemani oleh 2 rekannya mendirikan GMD yang dulunya hanya berpusatkan di Cianjur saja, bersama Rudi dan Arda, di awal tahun 2019.
“Saya bergabung di GMD tahun 2020 saat periode perkembangan GMD menjadi Gerakan Mengajar Desa Jawa Barat sebagai tutor inspiratif. Setelah ikuti organisasi relawan ini, yang melaksanakan pengabdian ke desa wilayahnya 3T. Dengan sajian program yang menarik sebelum terjun ke desa, kita diberikan pembekalan Training of Trainer, pada masa kegiatan pra pengabdian” Jelasnya saat interkatif bersama jurnalisindependenbersatu.com mengisi halaman 30 Weekend Bersama Jurnalis tentang Progam Gerakan Mengajar Desa (26/10/2026)
Karina Diah Rahmawati S.S menceritakan setelah selesai sudah tahun 2021 satu periode mengabdi, dan menjadi the most inspiring tutor inspiratif. Namun tetap ingin melanjutkan GMD kembali dengan nuanasa berbeda. Diberi amanah untuk menjabat sebagai Chief of education development (ketua divisi kependidikan) GMD Jawa barat.
“Saya mempunyai tim Education Development yang terdiri dari 3 orang. Tugas tim Edudev adalah meninjau, dan melaksanakan program yang telah diberikan pimpinan GMD. Serta membuat kolaborasi atau metode pembelajaran yang unik bagi para tutor inspiratif semasa pengabdian” ucapnya
Pada tahun 2022 purna jabatan dan memutuskan melanjutkan kembali di GMD ini, dengan jabatan berbeda. Waktu itu kebagian sebagai Team master (tim kepengurusan inti) dan GMD telah meluas hingga nusantara, Gerakan Mengajar Desa Indonesia. Dari Sabang-Merauke kita mencari para tutor inspiratif dengan memperluas cabang GMD diberbagai wilayah di Indonesia.
Saat masih menjabat sebagai tim Edudev, dengan divisi Method Manager sempat merancang metode pembelajaran fun learning, juga modul pembelajaran bersama ketua divisi edudev dan anggota tim yang lain. Selesai dilalui dan kembali lagi meneruskan GMD di tahun 2023-2024 dengan Divisi yang berbeda. 2 tahun di divisi Edudev, kini mencoba divisi baru di Content Manegement, menjadi Content Creator & Copywriter manager di Gerakan mengajar Desa Indonesia.
“Tugasnya membuat konten, menulis takarir, menjadi narasumber pada kegiatan Training of Treaner, dan First Gathering GMD Indonesia, hingga mengunggah ke sosial media instagram @mengajardesa. Berakhir sudah perjalanan jabatan itu di GMD pada tahun 2024, saat ini saya memutuskan untuk rehat dari kegiatan organisasi GMD”ungkapnya
Menurutnya dalam GMD diajarkan kemampuan dalam berkomunikasi dan bersosialisasi atau hubungan masyarakat. Serta psikologi anak melalui parenting yang merupakan hal penting untuk program pengabdian GMD hingga proses pendidikan yang bermutu.
Banyak kondisi di pelosok negeri yang sangat prihatin, dari kondisi sosial, ekonomi terutama pendidikan bagi generasi penerusnya. Maka perlu adanya kemampuan komunikasi yang baik antar sesama masyarakat, terutama keluarga di rumah dan anak. Mampu bersosialisasi dengan tuturan yang mudah dipahami, tidak mengandung unsur SARA ataupun mencela yang membuat perpecahan. Khususnya memberikan edukasi bagi para tokoh masyarakat sekitar yang ada di sana, ketika menghadapi permasalahan yang ada di desa ataupun sekitar. Perlu adanya pembelajaran mengenai hubungan masyarakat (Humas) yang penting dalam berkolaborasi, bahu membahu dalam kegiatan, guna mengembangkan relasi, serta memperluas jangkauan dengan program-program yang dapat membuat masyarakat terjalin erat hubungannya di lingkungan sosial.
“Psikologi menjadi perananan utama, kesehatan mental bagi anak dan ibu, terutama orang tua sebagai tempat sekolah seumur hidup bagi anaknya. Bagaimana tuturan dan sikap yang dilakukan orang tuanya kepada anaknya, mempengaruhi karakter dan perilaku anak dewasa di masa depannya. Serta bagaimana jika menghadapi anak yang tantrum, ataupun sulit untuk diatur, melalui parenting. Banyak orang tua yang tidak mementingkan pendidikan anaknya, bahkan perkembangan dan pertumbuhan anaknya, karena kurangnya edukasi. Seperti menikah usia dini, putus sekolah karena malas, ataupun faktor ekonomi dan kurangnya dukungan orang tua”katanya
Karina Diah Rahmawati S.S menyatakan tentang indikator suksesnya program Gerakan Mengajar Desa / GMD ialah terwujudnya kebersamaan serta gotong royong hingga dapat membuat kesan membekas dan mengubah pola hidup atau pola pikir masyarakat dalam melakukan suatu hal. Serta dapat menjadi suri tauladan bagi bangsa dan negara. Terbentuknya generasi muda yang berperan andil untuk menciptakan perubahan di wilayahnya melalui pengabdian.
“Semoga GMD bisa menjadi organisasi yang lebih mengudara, merangkul semua generasi muda penerus bangsa, untuk ikut serta dan berperan andil dalam menciptakan perubahan. Serta dapat memberikan pembelajaran dan pengalaman berharga yang tak ternillai, bagi para tutor dan juga anggotanya yang mengabdi atau menjabat di GMD” ungkapnya
Karina Diah Rahmawati S.S menyimpulkan sebagai orang yang berupaya mengabdikan dirinya untuk pembangunan bidang pendidikan dengan mendidik atau menyebarkan ilmu. Relawan GMD merupakan pahlawan tanpa tanda jasa yang terkadang dibahagiakan dengan motivasi mereka yang ingin belajar, terkadang lelah dengan pekerjaannya.
“Tanpa guru tidak akan lahir para pemuda yang hebat, tanpa guru kita tidak akan bisa bermimpi dan mewujudkan cita-cita, tanpa guru kita tidak akan bisa mengetahui baca tulis, mendidik dan belajar untuk mengenal prestasi dan cita-cita tiap prosesnya. Semangat selalu untuk para guru di Indonesia dalam misinya mencerdaskan anak bangsa yang begitu sulit dan rumit, tetapi guru tetap selalu melakukannya dengan sepenuh hati”ungkapnya guru muda lulusan UPI yang sekarang mengajar di sekolah wilayah Kota Bandung.