Reporter: Dwi Arifin
(Bandung Barat)-, SMAN 1 Padalarang bersama Program Studi Arsitektur Universitas Langlangbuana memperkenalkan Eco-Canteen, kantin inovatif dengan konsep arsitektur berkelanjutan. Proyek ini menggabungkan adaptive reuse bangunan lama, pemanfaatan furnitur bekas dan daur ulang, seni mural bertema cinta lingkungan, dan penghijauan melalui taman vertikal. Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan Program kemitraan Masyarakat (PKM) yang didukung oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DRTPM)Direktorat Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud)
Dalam pengembangannya, Eco-Canteen menggunakan kembali bangunan lama dan mempertahankan struktur aslinya sebanyak mungkin untuk mengurangi konsumsi material baru. Selain itu, meja dan kursi bekas diperbaiki dan digunakan kembali. Inovasi lain adalah penggunaan limbah plastik sebagai top table pada meja kantin melalui Kerjasama dengan ParongPong Raw Lab, menggabungkan kreativitas dan fungsi dalam satu elemen desain.
“Kami ingin menunjukkan bahwa keterbatasan ruang dan anggaran untuk membuat kantin baru dapat diatasi melalui pendekatan desain yang berkelanjutan melalui adaptive reuse dan daur ulang material.” Ujar Tika Novis Putri S.T., M.T, Dosen Abdimas dari Universitas Langlangbuana
Proses kolaborasi dengan siswa juga diwujudkan melalui pembuatan mural bertema cinta lingkungan di dinding kantin. Mural ini menampilkan pesan-pesan tentang pentingnya bersama-sama menjaga bumi, mempromosikan gaya hidup ramah lingkungan, dan memupuk kesadaran akan pembangunan berkelanjutan.
“Mural ini tidak hanya memperindah ruang, tetapi juga menjadi media edukatif bagi siswa untuk semakin mencintai bumi,” ungkap Lina, S.Pd, M.T, Kepala SMAN 1 Padalarang yang telah berhasil membawa sekolah menjadi penerima Piala Adiwiyata Nasional tahun ini.
Penghijauan area kantin dioptimalkan melalui penanaman pohon dan taman vertikal di sekitar area luar kantin. Taman vertikal tidak hanya mempercantik halaman tetapi juga berfungsi mengurangi panas dan memperbaiki kualitas udara. Pohon peneduh ditambahkan untuk menciptakan suasana rindang dan nyaman bagi siswa saat beraktivitas di luar ruangan. “Penghijauan ini menjadi bagian penting dari desain Eco-Canteen agar siswa dapat menikmati suasana yang asri dan nyaman,” ujar Octavia Maryanche S.T., M.T, Anggota Tim PKM UNLA. “Kami berharap ruang ini menjadi tempat yang tidak hanya fungsional, tetapi juga inspiratif.”
Beberapa fitur ramah lingkungan yang dihadirkan meliputi (1) Sistem Ventilasi dan Pencahayaan Alami untuk mengurangi konsumsi energi Listrik, (2) Material Lokal dan Daur Ulang digunakan untuk modifikasi bangunan dan furnitur tambahan, (3) Penampungan Air Hujan untuk irigasi tanaman di sekitar area kantin, serta Area Hijau Terbuka yang berfungsi sebagai ruang relaksasi dan interaksi sosial bagi siswa dan guru.
Proyek ini melibatkan siswa, guru, dan mahasiswa arsitektur Universitas Langlangbuana, menciptakan kolaborasi yang memperkuat sinergi antara pendidikan menengah dan perguruan tinggi. Para siswa tidak hanya menjadi pengguna, tetapi juga ikut terlibat aktif dalam pengembangan eco-canteen ini. Eco-Canteen diharapkan menjadi contoh nyata penerapan konsep adaptive reuse dan desain berkelanjutan di lingkungan pendidikan. Proyek ini tidak hanya berfungsi sebagai kantin, tetapi juga menjadi ruang belajar dan inspirasi bagi siswa. Harapan jangka panjangnya adalah meningkatnya kesadaran lingkungan di kalangan siswa dan Masyarakat, mengurangi dampak lingkungan dengan pemanfaatan bangunan dan furnitur bekas, serta menginspirasi sekolah-sekolah lain untuk mengadopsi konsep serupa.
