Jumat, Maret 21, 2025
Google search engine
BerandaReligiBerkah Menebar Senyum

Berkah Menebar Senyum

Diriwayatkan dari Abu Dzar RA, Rasul SAW bersabda :
تَبَسُّمُكَ فِي وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ
Senyummu di depan saudaramu adalah sedekah. [HR Tirmidzi]

Hari ini tanggal 6 oktober diperingati sebagai hari senyum sedunia. Peringatan ini bermula dari apa yang dilajukan oleh Harvey Ball, seorang seniman grafis asal Amerika yang terkenal karena menciptakan gambar wajah tersenyum atau smiley face pada tahun 1963. Tujuan dari peringatan ini adalah untuk menyebarkan kebaikan dan kebahagiaan melalui tindakan kecil: tersenyum. [detik com]

Dalam ajaran islam, senyum sangatlah dianjurkan karena ia bernilai sedekah sebagaimana tersebut dalam hadits utama di atas. Dan senyum yang paling dinanti adalah senyuman istri. Ketika istri cemberut maka suami akan merasa berat menjalani hari-harinya. Itulah kenapa wanita shalihah memiliki peran menyenangkan suami tatkala dipandang. Dalam hadits disebutkan :
إِذَا نَظَرَ إِلَيْهَا سَرَّتْهُ
(istri yang shalihah) jika suaminya melihatnya maka ia akan menyenangkannya. [HR Abu Daud]

Menyenangkan orang lain, tidak hanya kepada istri tetapi juga kepada saudara, tetangga, teman bahkan kepada orang yang belum dikenal, merupakan perbuatan terpuji. Dan itu di contohkan oleh Nabi SAW dengan banyak tersenyum dan menilainya sebagai sedekah sebagaimana ditegaskan pada hadits utama di atas.

Jarir ibnu Abdillah RA, berkata :
مَا حَجَبَنِي النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُنْذُ أَسْلَمْتُ وَلَا رَآنِي إِلَّا تَبَسَّمَ فِي وَجْهِي
Nabi SAW tidak pernah melarangku untuk bertemu beliau semenjak aku masuk Islam dan tidaklah beliau melihat aku melainkan beliau tersenyum ke wajahku. [HR Bukhari]

Abdullah ibnul Harits juga memberikan kesaksian serupa. Ia berkata :
مَا رَأَيْتُ أَحَدًا أَكْثَرَ تَبَسُّمًا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Aku tidak melihat seseorang yang lebih banyak senyumnya mengalahkan Rasul SAW. [Sunan Tirmidzi]

Membagi-bagikan senyum akan mencukupi untuk semua orang, hal ini berbeda dengan membagi-bagikan harta, maka harta sebanyak apapun pasti akan habis. Beliau bersabda :
إِنَّكُمْ لَا تَسَعُونَ اَلنَّاسَ بِأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ لِيَسَعْهُمْ بَسْطُ اَلْوَجْهِ وَحُسْنُ اَلْخُلُقِ
“Sesungguhnya kalian tidak akan cukup memberi manusia dengan harta kalian tetapi kalian akan cukup memberikan kepada mereka dengan wajah yang berseri dan akhlak yang baik.” [HR al-Hakim]

Senyum adalah termasuk bagian dari tertawa. Dalam kamus Bahasa Indonesia disebutkan tawa adalah ungkapan rasa gembira, senang, geli, dan sebagainya dengan mengeluarkan suara (pelan, sedang, keras) melalui alat ucap. Tertawa bergumam : tertawa yang tertahan, tertawa besar : tertawa terbahak-bahak, tertawa kecil : tersenyum, tertawa pahit : tertawa kecil karena kurang suka, tertawa terbahak-bahak : tertawa dengan suara besar dan keras-keras. [KBBI]

Ibnu Hajar menukil perkataan ahli bahasa (Arab):
التبسم مبادئ الضحك ، والضحك انبساط الوجه حتى تظهر الأسنان من السرور ، فإن كان بصوت وكان بحيث يسمع من بعد فهو القهقهة وإلا فهو الضحك ، وإن كان بلا صوت فهو التبسم ،
Tabbassum (tersenyum) adalah awal dari tertawa sedangkan tertawa adalah berseri-serinya wajah seseorang karena gembira sehingga tampak giginya, jika menimbulkan suara sekiranya orang yang jauh bisa mendengarnya maka disebut dengan “Qahqahah” (terbahak-bahak) jika tidak dapat didengar oleh orang yang jauh maka disebut dengan tertawa namun jika tidak disertai dengan suara maka disebut dengan tersenyum. [Fathul Bari]

Abdullah ibnul Harits menjelaskan bahwa Rasul itu lebih banyak tersenyum daripada tertawa, Ia berkata :
مَا كَانَ ضَحِكُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَّا تَبَسُّمًا
Tidaklah tertawanya Rasul SAW melainkan berupa senyuman. [Sunan Turmidzi]

Ini perlu dibedakan karena tertawa dan tersenyum meskipun serupa namun hukumnya tidaklah sama. Banyak tersenyum adalah dianjurkan sementara banyak tertawa adalah dilarang. Beliau bersabda :

إياك وكثرة الضحك ، فإنه يميت القلب ، ويذهب بنور الوجه
Hindarilah banyak tertawa karena itu akan mematikan hati dan menghilangkan cahaya pada wajah. [HR Baihaqi]

Lebih jauh, Beliau bersabda :
وَلَوْ تَعْلَمُوْنَ مَا أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيْلاً وَلَبَكَيْتُمْ كَثِيرًا
Seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui, kalian benar-benar akan sedikit tertawa dan banyak menangis.” [HR Muslim]

Ibnu Hajar berkata : Yang jelas dari keterangan sekumpulan hadits bahwa Nabi SAW dalam sebagian besar kondisinya beliau tidak lebih dari tersenyum. Terkadang saja beliau lebih dari itu, beliau tertawa. Dan tertawa yang dimakruhkan adalah memperbanyak tertawa atau tertawa secara berlebihan karena hal itu akan menghilangkan kewibawaan seseorang. [Fathul Bari]

Wallahu A’lam Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk terus tersenyum dan membahagiakan orang lain dengannya serta tidak berlebihan didalam tertawa riang.

Penulis: Dr.H.Fathul Bari.,S.S.,M.Ag

Pondok Pesantren Wisata
AN-NUR 2 Malang Jatim
Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata
Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

RELATED ARTICLES

Witir Is The Best

Tuntutan di Akhirat

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -
Google search engine
Google search engine
Google search engine
Google search engine
Google search engine
Google search engine
Google search engine

Most Popular

Recent Comments