(Jakarta)-, Tidak semua umat islam di Indonesia ditakdirkan untuk melaksanakan ibadah haji pada saat bulan dzulhijah tiba. Kalaupun sudah ada niat, mereka harus mengantri puluhan tahun, memiliki bekal yang cukup dan fisik yang kuat untuk menjalankan ibadah tersebut.
Saat interaktif mengisi halaman di Koransinarpagijuara.com, tentang 30 Menit Weekend Bersama Presiden Komunitas Jurnalis Berhijab, Salsabila Alkatiri menceritakan perihal “Ibroh & Hikmah Liputan Rihlah Ibadah Haji”
Sebagai pihak yang ikut serta menyaksikan pelaksanaan ibadah haji, karena tugas jurnalistik. Seperti apa seleksi yang dijalani hingga terpilih menjadi wartawan yang langsung rihlah untuk bertugas peliputan ibadah haji yang lalu?…
Presiden Komunitas Jurnalis Berhijab, Salsabila Alkatiri menjelaskan sebagai petugas Media Center Haji (MCH) tahun 2023, ada tiga tahapan seleksi yang harus dijalani.
Oh, iya sebelum membahas test, saya ingin bercerita kalau saya mendapatkan informasi seleksi petugas MCH dari grup Komunitas Jurnalis Berhijab (KJB), melalui pesan flyer di WA Group.
“Saya mengajukan diri ke redaksi untuk mengikuti seleksi ini. Melihat persyaratan umum minimal 5 tahun jadi jurnalis, akhirnya Bismillah saya memberanikan diri di tahun ke 5 saya menjadi pewarta (2023)”,jelasnya (20/7/2024)
Menurutnya tahapan seleksi dimulai dari :
- Seleksi Administrasi (berisi pemberkasan dokumen pribadi dan rancangan liputan haji)
- Seleksi presentasi media (meliputi perkenalan program dan komitmen dalam meliput dan memproduksi berita haji, didampingi dengan Perwakilan dari Pimpinan Redaksi)
- Seleksi CAT dan wawancara (seleksi berbasis komputer, berisi pengetahuan umum dan pengetahuan seputar haji) lanjut wawancara mengenai kesiapan diri menjadi petugas haji
Seleksi berlangsung dari bulan januari sampai April tahun 2023. Peserta yang lolos seleksi tahap satu bisa ikut ke tahap selanjutnya. Semua hasil diumumkan dari aplikasi pusaka Kemenag. Serta pengumuman kelulusan langsung diinfokan ke WA masing masing Peserta, sekitar awal bulan april 2023.
“Peserta yang lolos, wajib mengikuti pembekalan materi di asrama haji atau bimbingan teknis (bimtek) pada bulan ramadan. Alhamdulillah itu menjadi kado ramadan terbaik yang Allah berikan di tahun 2023”,ucapnya
Saya dan teman teman pun, membuat channel youtube bernama MCH403. Niatnya untuk memberikan tips dan sharing seputar seleksi petugas haji.

Bagaimana persiapan serta upaya untuk menghasilkan karya jurnalistik terbaik tentang ibadah haji tersebut?…
Persiapan dan upaya yang dilakukan mulai dari : Persiapan fisik, Persiapan Materi liputan, dan Persiapan alat yang mendukung karya jurnalistik.
Persiapan fisik dilakukan dengan menjaga kondisi kesehatan, dan rajin berolahraga, yang terpenting latihan berjalan kaki, karena akan sangat membantu apabila menemukan jemaah tersesat di tanah suci.
Selanjutnya Persiapan materi liputan haji. Dapat dilakukan dengan rajin riset informasi ibadah haji, pahami rukun dan wajib haji. Tempat-tempat bersejarah, istilah2 haji, regulasi penyelenggaraan haji dari pemerintah Indonesia di tahun pelaksanaan haji. Misalnya tahun 2023 itu pertama kali ditetapkan tagline haji ramah lansia. Jadi pada saat bertugas sudah siap untuk meliput kabar Haji dari Arab Saudi.
Dari pihak Kemenag juga, kita diajak melihat langsung layanan akomodasi tempat jemaah haji menginap, lalu ada fasiltas kesehatan, dan layanan lainnya.
Persiapan alat pendukung liputan. Sebagai jurnalis televisi, tahukah kamu kalo kami petugas MCH menggunakan HP selama reportase. Jadi perlu mempersiapkan HP dengan kamera resolusi video yang bagus, memori HP yang cukup, bawa clip on wireless sebagai pengganti microphone, dan yang paling penting bawa powerbank. Tidak ketinggalan juga bawa tongsis agar mempermudah liputan, karena kami satu media berangkat sendiri-sendiri, jadi tidak seperti liputan di Indonesia yang disiapkan camera person.
“Disana kami jurnalis TV dari MCH bertugas menjadi Video Jurnalis (Camera Person sekaligus Reporter), sungguh pengalaman yang luar biasa seru,”ungkapnya.
Selama bertugas, pengalaman apa yang paling bermakna saat bertemu dengan umat islam perwakilan antar negeri?…
Pengalaman paling bermakna yaitu menambah rasa syukur bisa bertemu jemaah haji dari berbagai penjuru dunia. Melihat kebesaran Allah, dengan memanggil jemaah haji dari berbagai negara warna kulit, jenis suku, ras dan Bahasa.
Bisa melihat langsung perbedaan cara Ibadah jemaah haji negara lain, yang biasanya mendengar ceritanya kini bisa melihat langsung. Serta menambah persaudaraan dengan jemaah haji dari negara lain.
Banyak hal yang membuat terkesan dengan pertemuan jemaah haji asing. Mulai dari mereka ajak kami berfoto, karena melihat kami kompak pakai seragam petugas haji.
Bahkan kami sering dikira petugas kesehatan. Seragam petugas haji yang berwarna putih dengan list merah ini, seringkali membuat kami ditanya apakah kamu dokter. Bisakah kamu memberi kami obat dan lainnya?…
Selain itu, sebagai penggemar drama turki, momen beribadah haji ini sekaligus bisa mempertemukan saya dengan jemaah haji asal Turki. Saya sempat tukaran kontak dengan jemaah haji wanita asal Turki saat salat di Masjid Nabawi. Saat itu, jemaah haji Turki ada disamping saya, sambil menunggu waktu salat setelah azan berkumandang.
“Meski kami tidak saling paham dengan bahasa masing-masing, tapi kami bisa berbicara menggunakan bahasa isyarat, misal dari senyuman, dan gerakan tangan. Sungguh senang rasanya, persaudaraan tanpa batas negara, karena kami disatukan lewat undangan pemilik Baitullah,”ungkapnya.

Hikmah atau ibroh apa saja yang dapat diambil setelah melaksanakan tugas peliputan ibadah haji itu?…
Menjadi petugas media center haji membuat saya merasakan kasih sayang Allah kepada hambaNya tanpa batas. Jika dihitung dengan matematika manusia, gaji saya sebagai seorang Reporter harus dikumpulkan berapa lama lagi untuk bisa berangkat haji di usia muda. Ternyata Allah mengundang saya, lewat jalan yang belum pernah saya sangka. Dari pekerjaan saya, bisa mengantarkan saya menyempurnakan rukun islam yang kelima. Yakinlah, ada banyak jalan jika Allah mengundang HambaNya ke RumahNya. Berbaik sangkalah, kepada Allah.
Himah lainnya ialah menyadari bahwa ibadah kami sebagai petugas haji, adalah membantu tamu-tamu Allah lebih utama dibandingkan mementingkan egoisme kami beribadah untuk diri sendiri.